Oleh Yanuardi Syukur
Pada tahun 2013 ada film aksi thriller bagus berjudul Escape Plan. Pemainnya dua aktor legendaris: Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger.
Di film itu, ada satu kutipan yang menarik: "A successful breakout depends on three things: knowing the layout, understanding the routine and help, from outside or in."
"Sebuah pelarian yang sukses tergantung pada tiga hal: mengetahui tata letak, memahami rutinitas dan bantuan, dari luar atau dalam."
Kunci lari dari penjara, menurut "rumus" itu adalah: tahu tata letak, paham rutinitas dan adanya bantuan (dari luar atau dalam).
Belakangan ini sedang ramai orang membincangkan hacker Bjorka. Tidak jelas asalnya dari mana, saking tidak jelasnya, ada yang bilang: "IP-nya di laut, tapi orangnya di gunung." Bjorka memposting informasi personal beberapa elite Indonesia. Sebagian info itu orang sudah tahu sebab banyak kok informasi yang tersebar di media, tapi sebagian lagi tidak semua tahu.
Kehebatan Bjorka sangat mungkin karena dia tiga hukum di atas. Dia tahu tata letak, rutinitas dan adanya bantuan. Dia telah pelajari bagaimana sistem keamanan siber kita, dia tahu rutinitas sistem dan pengelolanya seperti apa dan adanya "bantuan" dari dalam atau luar--merujuk pada film Escape Plan tersebut.
Menkopolhukam Prof. Mahfud MD mengatakan pada Rabu (14/9/2022): "...dengan adanya aksi ini, pemerintah akan bekerja maksimal dalam melindungi data. Pemerintah berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat." Sebagai pengingat tentu saja harus ada aksi serius untuk betul-betul memastikan keamanan siber kita bagus.
Aksi Bjorka tersebut tidak dibenarkan, sebab data orang dibuka-buka, akan tetapi karena sudah tersebar, kita dapat ambil maknanya. Pertama, keamanan siber kita masih lemah. Lemahnya bisa karena banyak faktor, bisa karena teknologi kita masih tertinggal, kurangnya kepakaran dalam cyber security atau sebab "storage" data kita tidak terjaga dengan aman, bahkan yang terenskripsi pun jika kurang canggih ada kemungkinan jebol.
Jika ini problemnya, berarti sistem pengamannya harus diperkuat. Kita tahu bahwa keamanan data ini penting sekali bagi bangsa. Siapa yang kuasai informasi dia kuasai dunia. Jika data kita mudah dibajak orang, apalagi oleh satu atau dua kelompok, maka itu jadi melemahkan pertahanan digital kita. Saya pikir pakar IT kita harus mencari cara bagaimana agar data kita bisa betul-betul aman secara teknologi, tidak bisa terbajak oleh hacker.
Selanjutnya, ada satu jenis perang baru, yakni perang negara versus "kelompok transnasional online". Dulu, gerakan transnasional merujuk pada gerakan terorisme seperti Al Qaeda atau ISIS yang lintas batas. Kini, "teroris online" juga dapat meretas data kita, dan itu termasuk bahaya yang harus dicarikan solusinya. Untuk itu, penguatan IT kita sangat penting untuk kedaulatan digital kita.
Hal lain, penting agar elite politik menunjukkan teladan sama di depan dan sama di belakang. Tidak mudah, akan tetapi menjadi teladan itu penting dan baik untuk generasi muda kita. Semakin jadi teladan dan koheren antara depan dan belakang, maka itu akan bagus bagi anak-anak sekarang yang nanti akan jadi pemimpin.
Siapa pun di balik Bjorka, kedaulatan digital kita harus ditingkatkan, dan keteladanan semua pihak perlu untuk diperjuangkan kembali. Krisis keteladanan akan berdampak pada resistensi digital, dan pada gilirannya akan berdampak pada peretasan data pribadi yang harusnya tidak perlu. Poin paling penting menurut saya, mungkinkah dipastikan bahwa data kita betul-betul aman dari kemungkinan diretas atau disalahgunakan pihak yang tidak bertanggungjawab?
Di Escape Plan, ada dialog:
Arnold: "You don't look that smart."
Stallone: "You don't either."
Karena kita sama-sama tidak pintar, maka penting untuk kita kerja sama bagaimana agar kita makin pintar dan data kita tidak diretas atau disalahgunakan orang iseng yang tidak bertanggungjawab. Kerja sama itu bukan cuma kerjanya orang IT, tapi semua keilmuan terkait, termasuk ilmuwan sosial yang melihat apa makna serangan itu, bagaimana respons netizen serta mungkin juga bagaimana menavigasinya.
Depok, 14 Sept 2022
Foto: Profil picture Hacker Bjorka
ED. (RZ)