JAKARTA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid mengajak semua pihak untuk berprasangka baik kepada TNI, Polri, pejabat pemerintah, Pj. gubernur, bupati dan wali kota dalam menjaga netralitas di Pemilu 2024.
"Saya mengajak agar kita berprasangka baik saja. Karena memang mereka semua sudah disumpah dan sudah tersumpah di hadapan Allah SWT.
Sekarang mereka apakah mengkhianati sumpah atau tidak. Bersumpah atas nama konstitusi, apakah mau berkhianat?" kata Habib Syakur kepada awak media, Jumat (17/11/2023).
Habib Syakur mengingatkan bahwa TNI, Polri, dan para pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) bisa kualat apabila tidak netral, karena sama artinya melawan konstitusi dan mengkhianati Pancasila.
Menurut Habib Syakur, kalau sikap tidak netral para pimpinan dan prajurit TNI, Polri, serta ASN itu terjadi maka dapat dipastikan mereka tidak akan mendapat berkah dari apa pun yang mereka kumpulkan.
"Kalau tidak netral, maka otomatis gaji yang dimakan menjadi haram. Gaji dari negara yang mereka pakai menjadi haram karena berkhianat pada negara. Kalau tidak netral kan berarti berkhianat kepada Allah SWT karena melanggar sumpah jabatan, sehingga hilang berkahnya. Apakah mau menjadi pengkhianat? Kan itu harus direnungkan," lanjut Habib Syakur.
Karena itu, Habib Syakur menilai masyarakat sebaiknya mengedepankan prasangka baik. Sebab kalau prasangka baik ini dikhianati, dan terjadi sikap tidak netral dalam pemilu, maka semua menjadi gugur dan berkah dari Allah SWT akan dicabut dari mereka.
"Netralitas tak perlu diuji. Cuma aparatur negara dan aparat hukum kalau tak netral ya gajinya dari negara menjadi haram karena berkhianat pada konstitusi," tegas Habib Syakur.
Ulama asal Malang Raya ini menyebut aparat negara yang tidak netral itu berarti nuraninya bukan untuk bangsa, tapi titipan capres-cawapres tertentu, alias nuraninya sudah hilang.
"Saya yakin Kapolri tidak akan berkhianat. Polri beserta jajarannya akan netral dalam pemilu. Demikian juga panglima TNI beserta jajarannya, pasti bersikap netral. Sebab mereka disiplin menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan," tuntas Habib Syakur.