Jakarta, mediahaluoleo.com- Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo menekankan penerapan aplikasi Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah) di daerah tertinggal harus jadi prioritas. Puja Indah merupakan layanan pemerintahan berbagi pakai berbasis data input yang dikembangkan untuk mempercepat layanan pemerintahan melalui layanan elektronik dalam satu platform. Melalui aplikasi ini, pemerintah daerah (Pemda) dapat lebih cepat mereplikasi inovasi.
Demikian disampaikan Yusharto saat memimpin Rapat Persiapan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Aplikasi Puja Indah. Rapat tersebut berlangsung di Ruang Video Conference pada Senin, 6 November 2023.
Dalam arahannya, Yusharto mengatakan penerapan aplikasi Puja Indah harus sesuai dengan filosofi awal yang melatarbelakangi lahirnya aplikasi tersebut, yakni membantu daerah meningkatkan inovasi. Sementara itu, daerah yang masih banyak mengalami kendala dalam meningkatkan inovasinya adalah daerah tertinggal. "Khusus Puja Indah ini didedikasikan untuk daerah-daerah yang terbelakang agar mereka bisa menginisiasi (inovasi)," jelasnya.
Yusharto berharap, ke depan agar penerapan Puja Indah dapat dicatatkan sebagai inovasi dalam aplikasi Indeks Inovasi Daerah (IID). Dalam hal ini, Yusharto mengingingkan Puja Indah tidak disamakan dengan aplikasi berbagi pakai lainnya.
"(Pada beberapa kasus) enggak ada inovasi yang mereka (daerah tertinggal) bisa laporkan gitu, yaudah Puja Indah dulu. Output pertama dari penerapan Puja Indah, harus bisa dilihat di IID, biar ada motivasi bagi daerah tersebut untuk terus berinovasi," ungkap Yusharto.
Bimtek Puja Indah akan diikuti oleh 54 daerah dengan total peserta 70, melalui bimtek tersebut, Yusharto berharap daerah dapat terinformasi dengan baik mengenai berbagai upaya yang bisa diterapkan guna meningkatkan inovasi daerah di wilayahnya masing-masing. "Pada saat mereka balik itu (selesai bimtek) sudah tahu bagaimana mereka kerja, paling tidak mereka sudah bisa mengisi sampai dengan tingkat operator katakanlah yang di dinas-dinas," tambahnya.
Yusharto juga menekankan, agar pada saat Bimtek, Pemda diberi pengertian mengenai kualitas data yang diinput. Harapannya agar data yang diinput tidak hanya bermanfaat bagi daerahnya semata, tetapi dapat dimanfaatkan hingga tingkat nasional. "Data itu bukan sekedar diinput tetapi dapat kita gunakan, kita mining lebih jauh sehingga inputan dari setiap daerah itu akan dibaca oleh command center kita (BSKDN) dan bisa dimanfaatkan hingga tingkat nasional," pungkasnya.