Oleh: Fuad Rinaldi (Ketua IKA Muda UNPAD Sekaligus Ketua Umum Poros Alumni Gerakan Pro-Demokrasi)
Bandung - Dalam banyak kejadian di negeri ini masalah Hukum, HAM dan Korupsi sepertinya masalah yang takpernah kunjung usai diperbincangkan. Masyarakat sipil berharap hokum menjadi panglima di negeri ini.
Di forum debat Capres yang diadakan oleh KPU beberapa waktu yang lalu pada debat pertama dari 5 debat yang diselenggarakan KPU, sebuah kejutan tak terduga muncul. Bapak Prabowo Subianto, seorang tokoh yang kami anggap penuh misteri dengan kejadian masa lalunya, mengkapkan sesuatu yang mengejutkan: bahwa beliau adalah seorang penculik dari masa lalu yang kelam yang merujuk pada tragedi 1998.
Namun, di balik pengakuan itu, terungkaplah keajaiban yang luar biasa. Dia menegaskan bahwa orang yang ia culik tetap hidup dan bahkan menjadi pendukung setianya! Sebut saja Pius, Desmond dan lain-lain. Saat kami merenungkan makna di balik cerita ini, terpancarlah nuansa kebaikan hati yang mengharukan bagi pendukung beliau.
Akan tetapi bagi kami masyarakat sipil atas cerita tersebut muncul sebuah rasa keingintahuan bagaimana penyelesain Kasus HAM, dan menurut hemat kami bapak prabowo subianto harus memberikan informasi yang terang benderang ini bukan masalah jiwa korsa ini masalah lebih luhur lagi. Ini masalah Negara jauh diatas kepentingan kelompok ataupun golongan.
Dalam perjalanan pencarian kebenaran, masyarakat sipil yang tergabung dalam Garda Kemerdekaan merespons dengan kepedulian yang mendalam. Mereka tidak hanya memohon agar keadilan terwujud tetapi juga memohon dengan hormat kepada Prabowo Subianto untuk membuka cerita secara menyeluruh tentang seluk beluk Tragedi HAM yang belum terungkap.
Dalam kehangatan semangat pencarian akan kebenaran, mereka komprehensif kepada menyadari bahwa keadilan tetap tegak berdiri adalah panggilan hati mereka. Meskipun terkadang kekuasaan tampak memiliki pengaruh terhadap lembaga-lembaga keadilan, mereka tetap memeluk harapan bahwa kebenaran akan terungkap.
Dalam kejadian ini, terpancarlah pesan yang mendalam. Bahwa dalam setiap petualangan pencari kebenaran, kebaikan hati dan kejujuran adalah pilar utama. Kepercayaan bahwa dengan niat baik, keadilan akan terwujud tanpa harus menunggu jadi presiden.
Sebagai bagian dari negeri ini, mari kita bersama-sama memelihara semangat pencarian akan keadilan. Kita melangkah maju dengan kebaikan hati sebagai kompas dan kejujuran sebagai tiang yang teguh. Karena di dalam setiap cerita tragedi HAM , Saudara-saudara, mari kita bersama mempertahankan semangat pencarian keadilan. Hanya dengan niat baik dan kebaikan hati, kebenaran akan bersinar terang, mencerahkan setiap langkah kita ke depan. Kami menagih keikhlasan pak prabowo subianto untuk membuka semuanya secara terang benderang.