Saat krisis melanda, berbagai persoalan di berbagai beberapa bidang kehidupan. bermunculan, apa yang seharusnya kita lakukan? Pertanyaan tersebut barangkali muncul atas kesadaran diri dalam menilik realitas hidup kita secara mendalam. Wajar saja hal itu muncul dalam benak kepala. Sebab, manusia itu pemikir yang dalam beberapa hal hidupnya mempunyai tugas untuk menggunakan akal pikirannya. Lewat kesadaran tersebut lah kemudian memungkinkan lahirnya beragam analisis yang pada akhirnya bermuara pada kerangka aksi transformasi diri berupa laku maupun tindakan terhadap realitas yang hadir di lingkungan kita.
"Dan melainkan juga cara berpikir tersebut agaknya menarik perhatian dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Dalam menafsirkan realitas, tentunya tiap individu memiliki kerangka berpikir baik berupa beberapa pengetahuan dan pengalaman yang telah kita lalui. Realitas menunjukkan dirinya setidaknya pada tiga hal: objektif, subjektif, dan intersubjektif. Ketiganya dapat panggul dengan keberadaan sastra. Yang mana, sejatinya tidak lain ini merupakan gumpalan makna baik berwujud bahasa verbal dan non-verbal.
Realita kehidupan terkadang memang tak sesuai dengan ekspektasi. Ketika mengalami fakta tersebut, mensyukuri dan menerima keadaan adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. Untuk bagimana bisa kita renungi dengan penuh kewarasan dan kesadaran. Untuk bagimana kita bisa selalu berfikir positif dengan secara akal sehat.
Taktala realita kehidupan kita mempertanyakan siapa kita ,,dan dimana tujuan yang sebenarnya kita yang harus kita renungkan selama ini,dalam pikiran dan hati menjawab ,ternyata realita kehidupan yang sebenarnya taktala lain,pertawakalan dan berserahnya diri kita kepada siapa yang menciptakan kehidupan ini.
Penulis : Muh Rusmin k