Oleh: Ratiningsih
Mamuju Tengah, 03 Maret 2024 - Tepat pada tanggal 03 Maret 100 tahun lalu, yaitu pada tahun 1924 M, Daulah Khilafah atau Daulah Islamiah yang dipimpin oleh bani Utsmaniyah (anak cucu keturunan pendiri kesultanan Utsmani yaitu Osman bin Ertugrul Ghazi) dengan sultan terakhir yaitu Sultan Abdul Hamid II, runtuh
Kesultanan yang berdiri sejak abad ke-12 itu menjadi kepemimpinan islam terkhir yang menjadi perisai kaum muslimin seluruh dunia. Sebenarnya adanya Daulah Islamiah atau negera yang menerapkan sistem dan hukum islam didirikan di Madinah dan dipimpin langsung oleh Rasulullah Muhammad shallahu’alaihiwasallam dikenal dengan istilah, daulatinnubuwah atau negera yang dipimpin oleh nabi.
Lalu dilanjutkan oleh para sahabat mulia rhadiallahu’anhum ajma’in yang meneruskan dakwah dan perjuangan Rasulullah Muhammad shallahu’alaihiwasallam yaitu dikenal dengan khulafaurrasyidin, dan terus berlanjut ke fase kerajaan. Meskipun berganti-ganti dinasti dan kesultanan, yang memimpin dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetap saja ini dikatakan daulah islamiah karena negara tetap tegak berdiri dengan menerapkan hukum islam serta tetap menjalankan dakwah untuk menyebarkan agama Allah Subhanawata’ala di muka bumi.
Abad ke-6 menjadi awal munculnya cahaya islam, dari asing lalu menjadi sebuah negara kecil selanjutnya berkembang menjadi negara terbesar yang pernah ada yakni membentang di 3 benua. Sampai pada abad ke-19, negara islam atau yang lebih terkenal disebut daulah islamiah atau Utsmaniah atau orang eropa menyebutnya Ottoman terhapuskan dari muka bumi.
Hal ini tentu saja tidak terjadi secara langsung tapi banyak peristiwa yang menjadi penyebab kemunduran yang mengakibatkan keruntuhannya yang berasal dari intenal atau pun eksternal kekhalifahan. Sedikit diantaranya adalah propaganda barat, tersebarnya paham liberalism, nasionalime dan sekularisme barat, perebutan kekuasaan, pengkhianatan dan termasuk peran beberapa orang secara sepihak melibatkan Utsmaniah dalam perang dunia 1. Kekalahan telak dalam perang melawan sekutu membuat daulah islam kehilangan banyak wilayah kekuasaannya termasuk Palestina sejak itu jugalah kaum zionis yahudi mulai datang bahkan melakukan imigrasi besar-besaran untuk mengambil alih baitul maqdis. Ini adalah salah satu peristiwa yang menjadi saksi sejarah bahwa daulah islamiah yang luas terpecah menjadi negara-negara kecil tanpa perlindungan sang khalifah atau sultan.
Puncaknya tentu saja tahun 1924 saat Daulah Islamiah dihapuskan maka kaum muslimin menjadi bingung, terjadi pergolakan dan pemberontakan dimana-mana yang banyak menimbulkan korban. Banyak sekali upaya yang dilakukan oleh para pemuka agama dan para ‘ulama di seluruh dunia untuk mengembalikan Sultan Abdul Hamid II ke kursi khalifah dengan harapan daulah islam mampu berdiri lagi termasuk para ‘ulama dan kyai dari beberapa daerah di Indonesia namun hal ini berhasil digagalkan dengan berbagai trik dan intrik licik dari antek sekutu.
Selama lebih dari 1300 tahun sejak daulah islamiah yang perkasa dan disegani pertama kali dibentuk dan baru saja 100 tahun lalu kekhalifahan terakhir dihapuskan, baru saja 100 tahun daulah islamiah dengan wilayah yang luas serta penduduk terbanyak itu runtuh, itu sudah cukup membuat kondisi kaum muslimin sangat memprihatinkan hari ini. Dilansir Britannica 9/11.2023 pemeluk agama islam mencapai 1,8 milyar tapi setiap hari kaum muslimin Palestina ditembak, dibombardir bahkan digenosida oleh kaum Yahudi yang hanya berjumlah sekitar 14 juta, na’udzubillah. Dan kita tahu hari ini bukan hanya Palestina tapi terdapat banyak komunitas muslim di berbagai Negara yang juga tidak luput dari kedzoliman, sebut saja Uyghur, Syiriah, Kashmir dan masih banyak lagi, masalah bukan hanya tentang hal rasisme tapi juga kemiskinan yang melanda seperti beberapa wilayah muslim di Africa bahkan tidak memiliki masjid yang layak serta permasalahan yang lebih komplek lainnya.
Selain masalah-masalah yang langsung menyentuh tubuh kaum muslimin serangan fitnah dan propaganda global juga tidak henti-hentinya mengusik dan mencoba menciderai agama islam, sebut saja upaya barat untuk mengframing islam sebagai agama teroris, lalu gerakan islamo-phobia juga senantiasa diumbar secara terang-terangan untuk membuat manusia dewasa ini menjadi minder, malu bahkan benci pada islam, dan tidak ayal hal ini berhasil meracuni pikiran banyak orang bahkan kaum muslimin sendiri pun ada yang merasa alergi dengan sesama muslim jika terlalu berpenampilan agamis atau selalu membahas tentang agama di perkumpulan.
Tidak sedikit aplikasi-aplikasi game dan social media yang merenggut waktu belajar anak-anak generasi islam kita serta merampas rasa malu para muslimah kita, na’udzubillah. Apakah kaum muslimin anti teknologi? Tentu saja tidak, namun ada agama yang mengatur sehingga kita tahu bagaimana cara merespon dan menggunakan teknologi supaya identitas keislaman kita tetap ada serta aqidah dan iman kita tetap utuh. Semoga Allah membantu dan menguatkan kita menjalani hari-hari di zaman penuh fitnah ini, aamiin.
Tentu saja tidak semua hal yang ingin saya sampaikan bisa tertuang dalam tulisan yang terbatas ini, atas segala kekurangan dari penulis insyaAllah Allah memperbaiki diri ini agar bisa menjadi ummat akhir zaman yang selayaknya sesuai dengan generasi islam.
Terakhir, merefleksi sejarah runtuhnya daulah islam 100 tahun silam, saya mengajak kepada seluruh kaum muda generasi islam untuk kembali dan meluangkan waktu untuk mempelajari agama kita yang mulia ini, serta dengan ilmu yang benar dan aqidah yang lurus, syiarkanlah agama Allah dan bersemangatlah karena di tangan para generasi islam kejayaan islam akan kembali.
Jangan merasa rugi atau menganggap perjuanganmu sia-sia, ingat firman Allah Ta’ala yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." QS.Muhammad-7. Dan juga firman Allah Ta’ala yang artinya “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat).” QS.Ghafir-51.
Jika Allah Ta’ala memberikan jaminan pertolongan tentu itu adalah sebuah kemenangan dan kejayaan serta keselamatan, jangan ada keraguan dan jangan sia-siakan waktu, bersegeralah kembali pada pengampuan Rabb semesta alam dan tolonglah agama Allah Ta‘ala dari yang paling kecil dahulu yaitu perbaiki diri, tegakkan dan jaga sholat kita. InsyaAllah Allah Ta’ala membersamai dan senantiasa melindungi kita semua dari segala apapun yang dapat mengancam ketauhidan dan aqidah kita aamiin.
Ed. Hamsiar