Jakarta, MEDIA HALUOLEO - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kiprah anak-anak muda berprestasi yang tergabung dalam Komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia (Komib) atas inovasinya menghadirkan mesin pemilah sampah otomatis yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Bahkan mesin pemilah sampah tersebut sudah dipesan United Tractor member of Astra untuk membantu solusi pemilahan sampah di kantor United Tractor.
Komib merupakan wadah bagi para pelajar di jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK se-Indonesia untuk berani mengekspresikan dan mengimplementasikan ide, gagasan, atau kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa menghasilkan karya yang bernilai.
"Mesin pemilah sampah ini menjadi terobosan agar proses pemilahan sampah bisa berjalan lancar. Khususnya dalam memisahkan sampah organik, non organik dan sampah B3. Membuat sampah menjadi ramah terhadap lingkungan. Pemilahan sampah merupakan langkah awal untuk menekan timbulan sampah di TPA," ujar Bamsoet usia menerima pengurus Komib, di Jakarta, Senin (18/3/24).
Pengurus Komib yang hadir antara lain, Ketua Joel Mulyadi (SMA Penabur), Wakil Ketua Ethan Purwohardono (SMA JIS), Kepala Divisi Atika Aulia (SMAN 53), dan Kepala Divisi Dimas Kasfilah (SMAN 53).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se-Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71 persen atau 13.9 juta ton dapat terkelola. Sedangkan sisanya 34,29 persen atau 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik.
"Sumber lain melaporkan, dilihat dari segi jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 40,7 persen, kemudian sampah plastik 18 persen, kayu/ranting 13 persen, kertas/karton 11,3 persen, logam 3 persen, kain 2,6 persen, kaca 2,2 persen, karet/kulit 2,1 persen, dan sampah jenis lainnya 7,1 persen. Berdasarkan sumbernya, mayoritas atau 38,4 persen timbulan sampah nasional berasal dari rumah tangga, kemudian dari pasar tradisional 27,7 persen, perniagaan 14,4 persen, kawasan komersial/industri 6,2 persen, fasilitas publik 5,4 persen, perkantoran 4,8 persen, dan sumber lainnya 3,2 persen," jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, besarnya sampah di tanah air yang cenderung terus bertambah tiap tahun, merupakan problem laten. Bukan semata angkanya yang terus membesar, melainkan cara penanganannya. Sampah yang tidak tertangani dengan baik menjadi sumber pencemaran, baik di darat maupun perairan seperti sungai dan laut.
"Kesadaran kolektif masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat penting. Menjadi modal sosial untuk menciptakan budaya bersih sebagai bagian dari identitas dan karakter masyarakat Indonesia," pungkas Bamsoet. (*)