MEDIAHALUOLEO.COM | Opini - Pemilihan kepala daerah selalu diwarnai dengan berbagai janji yang disampaikan oleh para calon. Mulai dari peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan infrastruktur, hingga penurunan angka kemiskinan. Sayangnya, sering kali janji-janji ini hanya menjadi sekadar retorika politik yang tidak pernah terealisasi. Fenomena “janji tanpa bukti” ini sering membuat masyarakat kecewa setelah pilkada usai.
Pada pilkada sebelumnya, banyak kepala daerah yang gagal memenuhi janji-janji mereka, sehingga kepercayaan publik terus merosot. Masyarakat, yang berharap perubahan signifikan, justru merasa ditinggalkan setelah pemimpin terpilih sibuk dengan kepentingan politik dan birokrasi.
Pertanyaan utama yang muncul adalah: apakah fenomena ini akan terulang kembali? Kunci untuk menghindarinya terletak pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi. Pemilih harus lebih kritis dalam menilai rekam jejak calon, dan tidak hanya terpikat oleh janji-janji manis. Transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemerintahan menjadi penting untuk memastikan bahwa janji politik tidak hanya berhenti di bibir semata.
(Penulis Merupakan Mahasiswa Akhir Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo, Kendari)